Kamis, 05 Juli 2007

Pada Sebuah Kapal

Nahkoda kapalku masih terlelap dalam mimpinya. Mimpi yang setiap malam selalu munculdalam angannya. Dia selalu tertidur dalam kelelahan di serambi kapalku yang nyaman dan hangat. Angin laut tak berani menyentuhnya. Sementara selama ini aku sudah menambatkan masa depanku di sebuah dermaga kecil yang cukup nyaman untuk berlabuh. Nahkoda kapalku pernah bercerita padaku, dalam mimpinya dia pergi ke tengah lautan dan menemukan sebuah daratan indah yang sangat damai. Semua yang dia inginkan tersedia di sana, termasuk pujaan hatinya yang selama ini terpisah jauh. Dalam mimpi, akhirnya dia menikah dengan pujaan hatinya dan tinggal di daratan itu. Mimpi yang begitu indah, katanya.
Rupanya mimpi memang selalu indah. Nahkoda kapalku masih setia hidup menemaniku sampai hari ini. Kami tinggal di perahuku yang nyaman di bibir sebuah pantai yang menyejukkan. Saking nyamannya, kapalku seakan enggan untuk kembali berlayar mengarungi samudera. Enggan untuk merasakan tiupan angin laut yang segar. Enggan untuk beradu dengan ombak yang menantang. Kapalku terlalu takut jangan-jangan semua itu akan menenggelamkan kapalku dan seisinya.
Bisikan dari utara itu seakan membangunkan nakoda kapalku dari mimpi nyenyaknya. Seakan ada hembusan angin darat memaksa kapalku bergerak ke lautan, tempat angin laut dan ombak berdiam menunggu kedatangan kapalku. Nahkoda kapalu sudah mengarahkan kemudinya ke lepas pantai, tapi ternyata sebagian badan kapalku masih terikat tali jangkar yang mencengkeram erat ekor kapal. Nahkodaku harus berjuang, memutar otak, bagaimana dia bisa angkat sauh dan segera menyambut hempasan ombak liar itu..
Mampukan nahkoda kapalku melakukannya?
Semoga...

Tidak ada komentar: